Kedengarannya seperti Kerteg Kawat, sehingga
seolaholah kita dihadapkan pada sebuah keadaan di mana kita
harus melintasi jembatan gantung seperti jembatan sisa jaman
Belanda yang ada di Blahbatuh. Ternyata tidak demikian,
sebenarnya adalah "Pura Kertekawat". Pura ini
berlokasi paling timur dari lima pura yang kita akan tuju
di daerah Pulaki . Berbeda dengan pura-pura yang berada
di sebelah barat yang hampir sebagian besar didesain oleh
Ida Bagus Tugur, maka pura ini bentuk pelinggihnya hampir
sama dengan pura-pura yang ada di Bali selatan. Masih tergolong
baru dan ditata dengan apik. Kalau kita duduk dan melepaskan
pandangan kita maka di balik semua pelinggih adalah perbukitan
yang indah dengan dataran di kaki bukit yang ditumbuhi pohon
jagung. Lokasi pura ini juga agak jauh dari jalan raya sehingga
tidak ada suara mobil yang mengusik keheningan kita untuk
bersujud.
Seorang Pemangku akan selalu siap untuk
menghantarkan bakti kita dan juga akan siap memaparkan nama-nama
pelinggih serta siapa yang melinggih. Tidak ada jaba tengah
sehingga begitu masuk kita sudah sampai di halaman paling
tengah alias jeroan. Lokasi pura yang datar sehingga kesannya
agak ke Bali selatan. Di sinipun kita tidak perlu tergesagesa
karena memang lingkungan yang ada mendukung untuk tidak
diburu oleh pemedek lain, terkecuali kalau kita tangkil
pada hari piodalan.