Kamis, 06 Desember 2012

Asal Mula Pura Taman Ayun

Awal mula taman ayun ini adalah kerajaan yang berkuasa pada tahun 1891 yang memulai dari Gelgel dinasti. Kemudian raja selanjutnya memuliakan taman tersebut menjadi taman di dalam kuil yang berstatus mengwi, dan dikhususkan menjadi Pura Taman Ayun.
Kuil ini terus berkembang baik itu dari segi ukuran maupun sosialnya, karena kuil ini ditempati oleh penduduk sekitar untuk melaksanakan kegiatan ritual dan kebudayaan kebudayaannya seperti memujanenek moyang mereka yang di Dewakan. Dalam kebudayaan penduduk di Bali, keluarga nenek moyang melakukan pemujaan di rumah dan keluarga nenek moyang suatu kaum melakukan pemujaannya di kuil kaum, sedangkan keluarga pendiri suatu desa atau kampung di dalam Pura Puseh. Sedangkan sebelumnya nenek moyang mereka secara bersama melakukan pemujaan didalam kuil status.Status kuil meliputi kuil gunung, kuil laut, dan kerajaan berada di pusat itu seperti contohnya kuil Pura Mengwi ”Taman Ayun”.
Di dalam kuil terdapat tempat yang bernama Palinggihs( tempat suci yang bertindak sebagai tempat duduk untuk menerima pengunjung kuil yang ingin melakukan ibadah). Dan di tempat yang lain di dalam kuil tersebut terdapat pavilion, para imam imam yang membacakan doa, tetua dari kampung sekitarkuil tersebut, sesajian dan alat-alat musik kuil yang ada di dalam. Di dalam kuil tersebut juga terdapat ukiran ukiran kayu tradisional, pintu kecil diukir dengan indahnya. Parit benteng memberi kesan sebagai tempat kudus sekaligus cagar alam dan pada pertengahan kolam tersebut menjelaskan nama kolam tersebut. Dan kolam tersebut adalah sebagai tempat yang simbolis dengan ilahi dan kolam tersebut juga tempat berendamnya peri celestrial.
Di luar parit benteng, kuil berada pada landasan yang lebih tinggi dan mempunyai pekarangan yang luas penuh rumput dan juga terdapat paviliun dihalaman bagian dalam. Dari susunan tersebut, membuat kuil tersebut menjadi salah satu kuil paling indah di Bali. Pada tahun 1937 Taman Ayun di pugar dan di perbesaryang dimana pada hari festivalnya( odalan ) beratus-ratus wanita membawa sesaji berwarna-warni kemudian menyusunnya di depan kuil.