Awal
mula taman ayun ini adalah kerajaan yang berkuasa pada tahun 1891 yang
memulai dari Gelgel dinasti. Kemudian raja selanjutnya memuliakan taman
tersebut menjadi taman di dalam kuil yang berstatus mengwi, dan
dikhususkan menjadi Pura Taman Ayun.
Kuil
ini terus berkembang baik itu dari segi ukuran maupun sosialnya, karena
kuil ini ditempati oleh penduduk sekitar untuk melaksanakan kegiatan
ritual dan kebudayaan kebudayaannya seperti memujanenek moyang mereka
yang di Dewakan. Dalam kebudayaan penduduk di Bali, keluarga nenek
moyang melakukan pemujaan di rumah dan keluarga nenek moyang suatu kaum
melakukan pemujaannya di kuil kaum, sedangkan keluarga pendiri suatu
desa atau kampung di dalam Pura Puseh. Sedangkan sebelumnya nenek moyang
mereka secara bersama melakukan pemujaan didalam kuil status.Status
kuil meliputi kuil gunung, kuil laut, dan kerajaan berada di pusat itu
seperti contohnya kuil Pura Mengwi ”Taman Ayun”.
Di
dalam kuil terdapat tempat yang bernama Palinggihs( tempat suci yang
bertindak sebagai tempat duduk untuk menerima pengunjung kuil yang ingin
melakukan ibadah). Dan di tempat yang lain di dalam kuil tersebut
terdapat pavilion, para imam imam yang membacakan doa, tetua dari
kampung sekitarkuil tersebut, sesajian dan alat-alat musik kuil yang ada
di dalam. Di dalam kuil tersebut juga terdapat ukiran ukiran kayu
tradisional, pintu kecil diukir dengan indahnya. Parit benteng memberi
kesan sebagai tempat kudus sekaligus cagar alam dan pada pertengahan
kolam tersebut menjelaskan nama kolam tersebut. Dan kolam tersebut
adalah sebagai tempat yang simbolis dengan ilahi dan kolam tersebut juga
tempat berendamnya peri celestrial.
Di
luar parit benteng, kuil berada pada landasan yang lebih tinggi dan
mempunyai pekarangan yang luas penuh rumput dan juga terdapat paviliun
dihalaman bagian dalam. Dari susunan tersebut, membuat kuil tersebut
menjadi salah satu kuil paling indah di Bali. Pada tahun 1937 Taman Ayun
di pugar dan di perbesaryang dimana pada hari festivalnya( odalan )
beratus-ratus wanita membawa sesaji berwarna-warni kemudian menyusunnya
di depan kuil.