Minggu, 23 Desember 2012

Sejarah Kota Tabanan

Taman Pujaan Bangsa itu dibangun pada tahun 1954, delapan tahun setelah peristiwa heroik Puputan Margarana. Diresmikan oleh pemerintah pusat sebagai Taman Pujaan Bangsa memiliki luas areal mencapai 25 hektar, menampung 1.342 nisan pahlawan perang kemerdekaan Indonesia di Bali.

Dari Denpasar, memerlukan waktu kira-kira 45 menit untuk mencapai TPB Margarana. Daerahnya berbukit-bukit sehingga sangat cocok, untuk strategi perang gerilya. Ketika masuk areal depan TPB Margarana terhampar kebun kelapa (sebelah barat) walau tak seberapa luas.

Di bagian timur terdapat beberapa warung dan fasilitas telepon umum serta rumah pengelolantaman yang siap membantu anda yang ingin mengetahui seluk beluk taman Margarana. Sebelum memasuki areal taman, kita wajib membaca petunjuk yang telah terpampang di gapura atau dapat pula meminta petunjuk dari pengelola TPB Margarana.

Di dalam areal taman terdapat tugu megah yang konon di bawahnya adalah tempat gugurnya I Gusti Ngurah Rai. I Gusti Ngurah Rai merupakan penggagas Puputan Margarana. Keputusan perang Puputan Margarana diambil setelah pasukan I Gusti Ngurah Rai dikepung dari seluruh sisi Desa Marga. Maka tak ada jalan lain selain perang habis-habisan (puputan). Satu-satunya yang berhasil lolos dari Puputan Margarana hanya I Wayan Sanur (alm), namun veteran perang kemerdekaan lain yang masih hidup sudah tinggal beberapa saja.

Pada sisi-sisi tugu terdapat potongan surat yang dikirim oleh I Gusti Ngurah Rai kepada NICA berisi penolakan perintah untuk tunduk pada NICA.Wantilan cukup luas mengapit lapangan, tepat di depan tugu. Setelah melewati jalan di belakang tugu, kita akan mendapatkan hamparan nisan para pahlawan dari seluruh Bali.
Pada sisi timur areal taman terdapat museum perjuangan Puputan Margarana. Seperti museum perjuangan yang lain terdapat peninggalan dari para pejuang misalnya senjata tajam dan api, pakaian para pejuang, peta pertempuran serta alat komunikasi yang dipakai saat perang kemerdekaan.

Dan sudah menjadi tradisi setiap tanggal 20 Nopember diadakan ziarah ke Taman Pujaan Bangsa Margarana selain kegiatan rutin gerak jalan 45 Puputan Margarana.
Hanya saja kalau kita ingin memasuki areal jangan dalam keadaan tidak suci alis berhalangan. Dan ini telah terbukti ada orang kesurupan di dalam areal karena malu mengatakan sedang berhalangan. Suasana magis memang menyeruak di areal tersebut. Ini muncul barangkali letupan heroisme kejiwaan yang mendasari Puputan Margarana.
Pada Tanggal 20 November 1946 terjadilah pertempuran habis-habisan antara pasukan pejuang Republik Indonesia melawan kaum penjajah Belanda,di Banjar Kelaci, Desa Marga di bawah pimpinan Kolonel I Gusti Ngurah Rai. Pertempuran ini terkenal dengan nama Perang Puputan Margarana.I Gusti Ngurah Rai beserta segenap pasukannya gugur didalam pertempuran tersebut dan seluruh abu jenazah para pahlawan bangsa ini dimakamkan di sini, yang terletak kurang lebih 25 km dari Denpasar atau kurang lebih 10 km dari kota Tabanan.Di Candi Pahlawan ini kita dapat menyaksikan beberapa tulisan yang merupakan surat dari I Gusti Ngurah Rai bersama seluruh anggota pasukannya yang terkenal dengan sebutan CIUNG WANARA tidak akan mau berkompromi atau menyerah kepada penjajah.